Selasa, 28 Desember 2010

SUPERKidz/ SUPER-K

SUPERkidz



Jika Florida, AS bangga dengan Black Tide, generasi metal muda pasca pubertas, maka Bandung dengan bangga menampilkan Superkidz, trio rocker cilik pra-pubertas yang memiliki potensi “berbahaya”. Jangan terkecoh dengan grup 70an bernama sama yang juga berasal dari Bandung dan terdiri dari Deddy Stanzah, Deddy Dores dan Jelly Tobing. Superkidz yang ini adalah benar-benar grup rock cilik.

Band yang belum lama terbentuk ini tampil garang di acara Palu Musik Indonesia Gathering yang digelar di Backstage CafĂ©, Ancol pada Selasa malam (18/11) kemarin. Dengan penuh percaya diri mereka ikut mengiringi Dewiq menyanyikan single terbarunya “Kok Gitu Sih” serta satu nomor melodic punk ciptaan sendiri yang berjudul “Biar.” Ditengah-tengah lagu, mereka bahkan sempat melakukan solo gitar, drums dan bass sejenak. Kesadaran akan showmanship mereka agaknya telah muncul sejak dini.

Sementara anak-anak kecil ini beraksi tepat di samping panggung tampak tertegun terkesima Once, vokalis Dewa19 dan Pay BIP, leader Palu Musik Indonesia.

Malam itu agaknya cukup istimewa dan terbilang langka bagi para rocker cilik ini. Selain disaksikan para musisi tampak takjub pula memantau aksi Superkidz beberapa top eksekutif major label lokal seperti Indrawati Widjaja [Musica Studio’s], Jan Djuhana [Sony BMG], Handi [Trinity Optima] dan Suwardi Widjaja [Aquarius Musikindo].

Superkidz adalah band asal Cimahi yang terdiri dari

Mugni Gustyan/Tyan (gitaris)


Muhammad Akbar Refriansyah / Abay (drummer)


Octavian Kusuma Putra (vokalis-bassist)

 

berasal dari sekolah yang sama dan bahkan tidak memiliki ikatan persaudaraan satu sama lain.

“Kami ketemu sewaktu nongkrong, kakak-kakak kami lah yang mempertemukan kami,” ujar Vicki, leader grup yang mengaku mengidolakan Flea, Billy Sheehan dan Bondan Prakoso ini.

Sebelum menciptakan lagu sendiri Superkidz mungkin tergolong band cover version Metallica [“Enter Sandman”] dan Dream Theater termuda di dunia. Salah satu aksi Superkidz membawakan nomor rumit “As I Am” milik Dream Theater bisa di saksikan disini

Belakangan ini Superkidz bersama produser eksekutif merangkap sutradara video klip Patrick Effendy tengah merekam materi bagi album debut mereka di Palu Studio yang rencananya bakal rilis tahun depan. Mereka dibantu juga oleh para “senior” seperti Pay BIP, Iwan Hoediarto [gitaris Saint Loco] dan Ronny Febri [bassist Cokelat].

“Sejauh ini proses rekaman Superkidz baru merampungkan tiga buah lagu, label juga masih shopping terus, mohon doa restu,” ujar Patrick Effendy.

[Wendi Putranto]
-Rolling Stone-
Indonesia

Greyson Chance – Broken Hearts

Greyson Chance – Broken Hearts


Verse One
I remember the first time I saw you
With your pretty brown eyes that sparkled
In the light
And your long brown hair
And the way you could dance so well

Chorus
And you took the air I’m breathing
And stole my heart
I don’t know what happened
But we fell apart
You left me with a Broken Heart
Oh, oh oh, Broken Heart

Bridge
Broken hearts never fade away
Broken hearts are here to stay

Verse Two
I know what we’ve been waiting for
But that doesn’t give you the excuse tooo
Then all the reason you can
Especially, my best friend

Chorus
Cause you took the air I’m breathing
You stole my heart
I don’t know what happened
But we fell apart
You left me with a Broken Heart
Oh, oh oh, Broken Heart


Bridge
Broken hearts never fade away
Broken hearts are here to stay

Chorus
And you took the air I’m breathing
And stole my heart
I don’t know what happened
But we fell apart
You left me with a Broken Heart
Oh, oh oh, Broken Heart

Bridge
Broken hearts never fade away

Chorus
Cause you took the air I’m breathing
And stole my heart
I don’t know what happened
But we fell apart
You left me with a Broken Heart
Oh, oh oh, Broken Heart

 

instrument - Implora (Diego Modena & J-Ph. Audin) <---- kesukaan ade angkat aku

Greyson Chance - Waiting Outside the Lines




You’ll never enjoy your life,
living inside the box
You’re so afraid of taking chances,
how you gonna reach the top?

Rules and regulations,
force you to play it safe
Get rid of all the hesitation,
it’s time for you to seize the day

Instead of just sitting around
and looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
the time is now

I’m waiting, waiting, just waiting,
I’m waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines

Try to have no regrets
even if it’s just tonight
How you gonna walk ahead
if you keep living blind?

Stuck in my same position,
you deserve so much more
There’s a whole world around us,
just waiting to be explored

Instead of just sitting around
and looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
the time is now, just let it go

The world will force you to smile
I’m here to help you notice the rainbow
Cause I know,
What’s in you is out there

I’m waiting, waiting, just waiting,
I’m waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines

I’m trying to be patient (I’m trying to be patient)
the first step is the hardest (the hardest)
I know you can make it,
go ahead and take it

I’m Waiting, waiting, just waiting I’m waiting
I’m waiting, waiting, just waiting
I’m waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines

You’ll never enjoy your life
Living inside the box
You’re so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?

SAYANG SAMA KALIAN

Kali ini w mau cerita tentang ade-ade angkat w yang w sayang di mulai dari..


oke yang di atas itu adalah poto ade angkat gw yang PERTAMA,namanya Euis Kartika Sari biasa w panggil dia de alit,dia adalah ade w yang lembut banget dah coz dia orang sunda gitu jadi lembut #apabangetdahsihilda,w kenal dia lewat epbe kaga tau tuh pertama'a gimana kenalan'a lupa lah aku,trus kita tukeran nope ya udah de kita smsan belum pernah telepon dia coz kalo mau telepon pulsa limit mulu dah,w sering curhat ama dia sampe malem malah sampe pagi dari ngomongin barang kesayangan lah,idola lah,macem-macem dah,aduh w lupa kenal ama de alit dari kapan pokok na mah dah lama lah aku kenal dia,beberapa bulan yang lalu kita ilang kontek gara2  hp dia ilang apa-apa gitu lupa dah aku,trus aku lupa ngewall dia,eh beberapa hari di wall aku aku tanya ke dia kenapa kaga sms aku kata dia apa gitu yah lupa aku.#ah kebanyakan lupa dah.ya udah dia ganti nope kita sms'an lagi tuh ampe sekarang(okedah cerita de alit sampe sini aja)






oke yang KEDUA itu adalah poto ade angkat gw,namanya Ratna Decil Nama asli'a apa gitu lupa aku dah,aku sering pangil dia decil dia juga sama kaya de alit kalo ngomong alus pisan dah,w kenal lewat epbe kaga tau dari sapa dah pertama'a sih kaga deket dah coz w malu dah sksd gitu,trusss dia buat cerita gitu tentang VQ,dia,ray,xena sumpah cerita'a bikin w ketawa dah nah dari situ aku deket ama dia ampe sekarang kita sering sms'an telepon2an kalo dah sms kaga jauh ngomongin RAY, M.R.P kalo kaga VQ dah,dia ade ku yang SUSAH DI BILANGIN dah apa lagi kalo di suruh makan,aku paling suka kalo de decil bilang "aku tak kuasa" "aku malu donk" coz suara dia lucu,kita perna telepon berjam-jam pertama aku telepon dia supaya dia nemenin w di jalan yang waktu itu w lagi otw ke tangerang ke dua pas ada ray di margo dia telepon w kata'a pinggin denger ray pokok'a seru dah kalo telepon dia(okedah cerita de decil sampe sini aja)


 yang terakhir namanya Hafsah Amelia w biasa panggil dia de hafsa beh dia orang'a SUPERDUPER BAIK LAH dia ade w yang palin baik dah bukan yang lain kaga baik yah,sama seperti yang lain w kenal dia lewat epbe dulu coz hoz w masi di tangerang jadi belum kena deket kaya sekarang yang hoz'a lumayan deket,kita sering ngelive bareng,ngebolang bareng dah ama de hafsa,w paling sebel ama dia kalo disuruh makan ngomong'a entar2 mulu dah,w punya banyak utang nie sama dia coz kalo ke rcti dia mulu yang bayarin tiket kereta w,tar kaka ganti yah kalo punya duit de oke de..?banyak pokok'acerita w sama dia dah.


oke yang di atas itu adalah ade-ade angkat yang w sayang banget dah,ade-ade agnkat w yang lain juga w sayang ko..
maaf yah de kaka suka marah-marah sama kalian,kaka suka bikin kesel kalian,kaka suka kaga bales sms atau apa ke..
sebener'a ada satu lagi ade w yang paling w sayang tapi w kaga mau ceritain dia sekarang coz w takut mewek buat pangeran kecil ku kamu ada slalu di hati ku ko.

kaka sayang kalian
jangan pernah lupain aku yah


Rel Kereta (cerpen) By: DINNA DEVINA

Rel Kereta

Rel kereta. Itu tempat dimana kenangan menyakitkanku. Yah, Agni Tri Nubuwati sahabatku, sejak kelas 3 SD aku mengenalnya. Dan sekarang aku telah kuliah. Semua kenangan manis, Agni lah yang membuatnya, aku tak bisa melupakan ataupun mencari pengganti Agni sebagai sahabat sejati serta seorang yang spesial di hatiku, sejak kejadian itu melandanya.
Oh iya! Aku Cakka Kawekas Nuraga, dan aku akan menceritakan tentang kenangan manis yang menyakitkan, tentang aku dan Agni. Yah, mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku berkata ‘pengganti Agni’? akan aku ceritakan, semuanya.
Kejadian itu terjadi saat aku dan Agni duduk di bangku kelas 5 SD,
***
Aku berlari melewati rel kereta api itu. Agni hanya memandang saja di pinggir. Aku menatapnya.
“Hei! Ayolah, sekali-kali kau ikut main disini!” seruku dengan melambaikan tangan. Agni menggelengkan kepalanya.
“Tidak! Aku benar-benar tidak kuat untuk kesana, Cak!” balasnya berteriak. Kalian tahu kenapa Agni tak mau ikut bermain bersamaku dan yang lain di rel kereta ini? Yap, betul! Ayah Agni, meninggal disini tepat jam 01.23. jika mengingat kejadian itu, aku tak kuasa menatap Agni yang menangis tak henti-hentinya dan menghabiskan 6 kotak tisu di rumahku.
Bukan hanya Ayah Agni saja, tapi juga Ibu Agni. Ibu Agni termasuk korban saat kecelakaan kereta itu berlangsung di rel kereta ini. Kini Agni anak yatim piatu, ia tinggal bersama Tantenya. Tak terbayang wajah Agni setiap ia mengajakku ke makam kedua orang tuanya. Sungguh, aku tak tahan melihatnya seperti itu.
“Apakah suatu saat nanti kau akan ikut bermain bersama kita?” tanyaku setengah berteriak. Agni yang rambutnya kini berkibar akibat angin yang bertiup memandangku kesal.
“Tidak akan!” jawabnya pendek.
“Sudahlah.. Terserah kau.. Jangan menyesal ya! hahaha!”
“Tidak akaaaan!” teriak Agni membuatku tutup kuping. Haduh, raksasa mengamuk! Tidak juga sih, Agni melebihi seramnya raksasa!
***
“Cakk,” panggil Agni saat aku dan Agni berjalan untuk pulang. Aku menoleh kearahnya.
“Apa?”
“Menurutmu, apakah aku akan bernasib sama dengan Ayah dan Ibuku?” tanya Agni membuatku tersentak kaget. Aku menghentikan langkah. Agni pun begitu. Aku memandang Agni dengan tatapan bingung.
“Jangan bicara seperti itu!” cegahku. Agni memanyunkan bibirnya.
“Habis, Ayahku meninggal tepat jam 01.23 di rel itu, begitu juga Ibuku.. Kadang aku berpikir bahwa aku akan bernasib sama seperti Ayah dan Ibu, karena itu aku tak pernah mau bermain di rel itu,” jelas Agni. Aku menepuk pundaknya, lalu mengembangkan senyuman.
“Aku tak akan biarkan semua itu terjadi, aku tak ingin kehilangan kau.. Aku akan selalu menjaga dirimu,” kataku. Agni memandangku aneh.
“Really?”
“No,” Agni segera memberiku pukulan dahsyatnya. Aku tertawa.
“Ah! Kau tak bisa dipercaya lagi!”
“Siapa suruh percaya padaku?” Agni tertawa. Lalu kami melanjutkan perjalanan.
***
Sesampai di rumah, aku langsung masuk ke kamarku dan melempar tubuhku ke kasur besar yang ada di kamarku. Kupandangi satu per satu fotoku bersama Agni tadi. Agni sangat manis.
“Ah Tuhan, terima kasih Kau telah memberiku malaikat manis seperti Agni,” ujarku masih melihat foto-foto itu.
“Besok, aku akan mengajak Agni bermain di rel itu lagi ah!” kataku. Lalu aku belari keluar dari kamar dan masuk ke kamar kakakku, Kak Elang.
“Kakaak!” teriakku. Kak Elang, kakakku yang hebat. Mengapa aku mengatakannya hebat? Karena dia terkadang bisa tahu apa yang terjadi sebelum hal itu terjadi.
“Cakka? Mau apa kau kemari wahai adikku jelek?” tanya kak Elang membuatku melempar bantal yang ada ditanganku. Kak Elang tertawa, kencang sekali. “Oke, maafkan aku! Lalu, kau kemari untuk apa?” tanya kak Elang lagi. Aku duduk di sebelahnya.
“Kak, apakah kau pernah bermimpi Agni tertabrak kereta di rel tempat ayah dan ibunya meninggal?” wajah kak Elang terlihat terkejut sekali. Kenapa ia menampakkan wajah seperti itu? Aku juga tak tahu.
“Mengapa kau bertanya seperti itu?” tanya kak Elang lagi-lagi. Aku menggeram pelan.
“Agni tadi bertanya padaku, ‘Cak, apakah aku akan bernasib sama seperti Ayah dan Ibuku?’ karena aku khawatir, aku bertanya pada kau!” jelas Cakka. Wajah kak Elang terlihat bingung, lalu ia mengubah mimik wajahnya. Bibirnya kini tersenyum, lalu ia mengacap-acak rambutku.
“Kau khawatir pada Agni?” tanya kak Elang sedikit menggoda.
“Ya, bagiku Agni itu spesial di hatiku,” jawabku santai. Kak Elang menaikkan satu alisnya. Wajahnya gelisah, ada apa sih? saat itu, aku benar-benar ingin bisa membaca pikiran Kak Elang.
“Em.. sudah jam segini, tidurlah.. besok kan kau harus berangkat pagi untuk menjemput Agni dan berangkat ke sekolah bersama bukan?”
Aku memukul pelan punggung kakakku itu, “Kakak hebat! Bisa tahu apa yang aku pikirkan!” Lalu aku berjalan keluar dari kamar kak Elang.
BRAK! Suara pintu kamarku tertutup. Saat pintu itu tertutup, aku baru sadar bahwa kak Elang belum menjawab pertanyaanku tadi.
***
Pagi itu cerah sekali, matahari bersinar terang. Aku bangun dari tidurku, beranjak dari kasur menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh.
Tak lama aku bersiap, kini aku telah memakai seragam sekolahku. Seragam berwarna merah muda dengan pola kotak-kotak putih merah, dan bawahan celana berwarna putih selutut. Aku tersenyum menghadap cermin. Dan turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama keluargaku.
“Selamat Pagi, Cakka!” sapa Mamaku. Aku berlari ke tempat Mamaku berdiri dengan membawa piring yang diisi dengan roti tawar, serta selai strawberry kesukaanku.
Aku mengecup pipi Mamaku, “Selamat Pagi juga Mama!” sepertinya, aku terlihat seperti anak ‘mami’ biarlah.
“Sarapan dan segera berangkatlah ke sekolah!” perintah Mamaku. Aku mengangguk, dan duduk di ruang makan untuk memakan selembar roti tawar, dan meminum segelas susu putih.
Selesai sarapan, aku mencium tangan Mamaku dan bersiap berangkat ke.. rumah Agni. Aku mengeluarkan sepedaku dari bagasi, sepeda berwarna hitam abu-abu yang keren. Aku menaiki dan menjalankannya secepat mungkin.
***
“Agni! Ayo berangkat! Kita sudah hampir terlambat!” ajakku terburu-buru. Agni sedikit tersenyum, lalu menaiki sepedaku.
“Kau sih terlalu lama!” balasnya dengan menepuk pundakku pelan.
“Yah, maafkan aku! Aku kemarin susah untuk memejamkan mata!” sambungku.
“Sudahlah! Ayo berangkat!”
***
Saat jam istirahat di sekolah, aku bersama Agni berjalan menuju kantin untuk memenuhi permintaan perutku yang mulai mengadakan ‘drum band’
“Kau ingin pesan apa? Biar aku yang memesankan!” tanya Agni. Aku tersenyum.
“Seperti biasa saja, nasi goreng,” jawabku.
“Minumnya?”
“Terserah kau, aku menurut saja,” Agni mengangguk, lalu berjalan untuk memesankan makananku dan dia. Saat bayangan punggung Agni telah hilang, aku berpikir kembali dengan kejadian ‘tanya-jawab’ antara aku dan kak Elang.
‘Apa jangan-jangan kak Elang ingin mengatakan kalau pertanyaan Agni akan benar-benar terjadi? Tapi kak Elang tak ingin aku khawatir, jadi kak Elang tak mengatakannya? Jangan-jangan seperti itu?’ pikirku panjang lebar. Lalat terbang dengan suara yang tak kusuka, membuatku sadar dan menggelengkan kepala.
‘Tidak mungkin!’ sambungku tetap membatin. Beberapa menit kemudian, Agni datang, dengan dua piring.
“Ini nasi goreng punyamu! Dan ini punyaku!” Agni menyodorkan sepiring nasi goreng itu padaku. Aku menerimanya. Di tengah perjalanan saat aku akan menelan nasi goreng itu, Agni bertanya.
“Cakka, mengapa aku selalu merasa bahwa suatu saat nanti aku akan seperti Ibu dan Ayahku?”
“Uhuk! Uhuk! Uhuk!” aku tersedak, aku kembali teringat tentang kemarin. Agni segera memberiku segelas air putih. Aku menghela napas, lega rasanya.
“Agni! Kan aku sudah peringatkan supaya kau tidak lagi berpikir seperti itu!” bentakku. Agni menunduk, apakah wajahku seseram yang Agni bayangkan?
“Maaf,”
***
“Agni! Agni! Agni!” panggilku saat pulang sekolah. Agni menoleh.
“Ada apa, Cakka? Kau memanggilku?” tanya Agni setengah berteriak. aku mengangguk. Agni menghentikan langkahnya, untuk menungguku.
“Agni, kita main ke rel itu lagi yuk!” ajakku.
“Apa? Tidak,tidak.. aku tetap saja takut!” tolak Agni.
Aku menarik tangan Agni dengan paksa, “Ayolah, supaya kamu tidak takut seperti ini lagi! Kita coba bermain disana!” Agni tetap menolak, tapi lama-kelamaan ia menyerah. Akhirnya kita kembali bermain di rel itu.
***
Aku menggenggam tangan Agni, dan terus menarik tangan Agni supaya ia mau menginjakkan kakinya di rel itu. Agni memejamkan matanya dengan perasaan takut luar biasa.
“Buka matamu! Tidak apa-apa!” Agni membuka matanya. Ia menyapu pandangannya, beberapa detik setelah itu, senyum manis mengembang di bibirnya. Aku ikut tersenyum melihatnya.
“A..aku masih hidup, Cakka? Aku sudah berada di rel kereta ini? Ini bukan sebuah mimpi anehku kan, Cakka?” tanya Agni bertubi-tubi.
Aku menggeleng, “Semua ini nyata, kau telah menginjakkan kaki ke rel ini, dan tidak terjadi apa-apa! Bagaimana? Kau sudah tak takut lagi kan?” Agni mengangguk. Wajahnya sangat senang.
Lalu aku mengeluarkan sebuah benda dari tas ransel ku, sebuah topi lebar, seperti yang digunakan perempuan saat di pantai. Aku memakaikannya di kepala Agni.
“Pakailah!” Agni jelas terkejut, ia meraba topi itu. Dan kembali tersenyum.
“Terima kasih!” balas Agni. Aku hanya membalas anggukan saja.
“Agni, aku akan menaruh tasku disana! Tasmu sekalian saja ya?” tawarku. Agni mengangguk. Lalu aku meraih tas serempang Agni dan berjalan ke pinggir rel. dan dari pinggir sana, aku melihat Agni berputar menari dengan riang dengan mengenakan topi pemberianku.
‘Ternyata benar, Agni tidak apa-apa.. Aku senang melihatnya tertawa seperti itu,’ batinku. Lalu tiba-tiba, Angin bertiup kencang. Topi yang Agni kenakan terbang. Dan tepat saat itu bunyi tanda kereta datang.
“AGNI!” Agni tak mungkin mendengar teriakan kerasku itu. Agni masih terlihat berusaha meraih topi yang terbang itu. Tiba-tiba, angin berhenti. Topi Agni berhasil Agni tangkap, Agni mengenakan topi itu kembali. Lalu Agni menoleh ke belakang.
“AGNI!!!!!” teriakku sudah berlari, tapi percuma.
BRAK! Kereta itu, melaju sangat cepat dan melayangkan satu nyawa orang yang sangat aku sayangi. tangis teriakanku membuat seluruh warga yang mendengar membantu Agni dan membawa ke Rumah Sakit.
Hanya satu orang yang bisa aku hubungi, kak Elang. Karena keluarga Agni sudah tiada, dan aku tak memiliki nomor Tante Agni yang tinggal bersama Agni.
Kak Elang datang di rumah sakit. aku segera memeluk kak Elang. Tangisku, tak bisa kuhentikan.
“Agni, kak….,” suaraku terdengar serak, akibat sejak tadi aku berteriak mungkin? Kak Elang mengelus rambutku.
“Ini salahku, Cak.. Kalau misalnya, kemarin aku menjawab pertanyaanmu dengan jujur, mungkin hal ini takkan terjadi..,” ujar kak Elang memelukku erat. Kak Elang ikut menangis, karena Agni juga sangat dekat dengannya. “Kakak.. kakak pernah bermimpi.. Saat kau dan Agni bermain di rel itu.. dan kereta melaju cepat.. Tapi, kau selamat dan hanya Agni yang…..,-“
“Bukan kak…. Ini salah Cakka… kalau saja Cakka tak mengajak Agni ke rel itu.. Hal ini takkan pernah terjadi… Cakka menyesal kak…,” ujarku terisak. Suaraku terdengar nyaring. Sungguh, saat itu seluruh tubuhku terasa sakit, lebih sakit daripada waktu kakiku tertimpa piring. Aku pun tak sadar, bahwa aku memotong penjelasan kak Elang. Tapi, biarlah.
‘Ya Allah, kumohon.. jangan ambil Agni.. aku masih ingin mendengar tawanya.. melihat senyumnya.. dan bermain bersamanya.. Ya Allah, sekali lagi kumohon.. jangan ambil Agni..,” Dokter keluar. Dengan wajah basah, mungkin dokter juga bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarang ini.
Dokter menggeleng, saat itu tangisku kembali meledak.
***
‘Agni, aku sangat rindu padamu..

Kini aku telah kuliah.. aku telah berumur 18 tahun.. Andai saja saat ini kau masih ada di sampingku, mungkin saat kelulusan SMP, SMA, kita akan saling menebar tawa.. Agni, meskipun kau sekarang sudah pergi.. aku takkan melupakanmu.. karena saat aku melihat bintang, aku merasa seperti kau ada disampingku, saat kulihat bintang.. aku merasa seperti melihat senyummu.. topimu, masih kusimpan.. meski darah membekas, tapi aku tak peduli.. mungkin topi ini akan kuberikan pada anakku saat nanti..

Agni, jangan pernah lupakan aku..

Jakarta, 23 April 2005’
***
Epilog

Di suatu tempat, Agni, duduk di kursi dengan membaca selembar kertas, ber-amplop bergambar Mickey Mouse, surat dari Cakka. Itu yang ia baca. Ia tersenyum, manis sekali.
“Cakka, aku juga takkan pernah melupakanmu.. sampai kapanpun..,”


The End
Rabu, 22 Desember 2010

TUGAS 8

1. Dalam bisnis internasional di kenal dengan 2 transaksi bisnis internasional yaitu :
    a.Perdagangan Internasional (internasional Trade)
    b.Pemasaran Internasional (Internasional Marketing)
   jelaskan apa bedanya Kedua transaksi bisnis tersebut..?

Jawaban :
 Perbedaan antara Perdagangan Internasional dengan Pemasaran Internasional antara lain sebagai berikut :

Perdagangan Internasional
Pemasaran Internasional
Perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Transaksi bisnis yang  dilakukan oleh suatu perusahaan dalam satu  Negara dengan perusahaan lain atau individu di Negara lain
Biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor.
Proses manajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, barang atau jasa perusaahaan kepada konsumen di berbagai Negara.
Salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP.
Menentukan metode yang paling efisien untuk melayani segmen.
Tergantung besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara tersebut.
Mengelompokkan semua negara kedalam kelompok-kelompok  homogen yang memiliki karakteristik sama.

2.Coba jelaskan bagaimana tahap-tahap dalam bisnis internasional di mulai dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi.?

Jawaban :
Tahap-Tahap dalam Bisnis Internasional
  • EKSPOR INSIDENTIL 
Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
  • EKSPOR AKTIF  
Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.

  •  PENJUAlAN LISENSI 
Dalam tahap ini negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya.
  • FRANCHISING 
Dalam tahap ini adalah tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya,pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya.Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”.
  •  PEMASARAN DI LUAR NEGERI 
Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Lain dengan tahap-tahap sebelumnya maka manajemen pemasaran masih tetap berada dalam tanggung jawab dari perusahaan di negara penerima.dalam tahap ini maka pengusaha pendatang yang nota bene adalah orang asing harus mampu untuk mengetahui perilaku serta kebiasaan yang ada di negeri penerima itu sehingga dapat dilakukan program-program pemasaran yang efektif. Tahap ini sering pula disebut sebagai tahap “Pemasaran Aktif” atau “Active Marketing”.

  • PRODUKSI DAN PEMASARAN DI LUAR NEGERI
Tahap yang terakhir adalah tahap dimana perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing itu lengkap dengan segala modalnya, Ialu melakukan proses produksi di negeri itu, kemudian menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga dan bahkan mungkin lalu dijualnya ke negara asing lagi sebagai ekspor dari negeri penerima tersebut. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut yang pada umumnya negara berkembang masih miskin dana untuk pembangunan bangsanya.


3.Hambatan apa saja dalam memasuki bisnis internasional..?

Jawaban :

  • Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
  • Perbedaan bahasa, social budaya/cultural
  • Kondisi politik dan hokum/perundang-undangan
  • Hambatan operasional