Pengertian topik dan tema sering 
dikacaukan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah 
bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis 
atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan 
sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang
 memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
 Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah berikut ini.
(1) Isu-isu yang masih hangat.
(2) Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
(3) Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
(4) Pengalaman-pengalaman pribadi yang 
berbobot. Dalam pertimbangan ini bila akan menulis karya ilmiah bidang 
pendidikan maka yang menjadi pertimbangan adalah topic tentang 
pendidikan.
 Cara yang mudah untuk mencari topik 
adalah dengan membaca secara cepat berbagai sumber informasi, khususnya 
tentang pendidikan. Hal ini bertujuan antara lain:
(a) menetapkan topik yang akan dikembangkan,
(b) mencari kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, dan
(c) mencari verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan penulisan atau penelitian.
Selanjutnya penulis perlu membatasi topik. Karena itu, penulis hendaknya:
(a) memilih salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya,
(b) membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan
(c) memilih peristiwa khusus dari pembatasan tersebut.
Selain itu, Wahab (1994:1-2) menyebutkan tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik.
Pertama, penulis dapat memilih topik yang telah menjadi minatnya.
Kedua, penulis dapat memilih topik yang diperkirakan dapat mengembangkan minatnya.
Ketiga, topik tersebut mengundang rasa ingin tahu penulis.
Selain ketiga hal itu, latar belakang pengetahuan penulis terhadap topik yang dipilihnya juga sangat berperan.
Dalam pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini.
(1) Penulis harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya.
(2) Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan.
(3) Penulis mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik pilihanya.
Setiap topik atau masalah yang 
dibahas dalam penelitian harus layak. Dalam hal ini, kelayakan suatu 
masalah penelitian berkaitan dengan banyak faktor. Faktor itu antara 
lain sebagai berikut.
(a) Kemanfaatan hasil, sejauh mana 
penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada 
khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah 
praktis.
(b) Kriteria pengetahuan yang 
dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai 
untuk pengajuan hipotesis dan mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah
 fakta empiric yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
(c) Persyaratan dari segi peneliti, 
sejauh mana kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini 
setidaknya menyangkut lima faktor, yaitu: biaya, waktu, alat dan bahan, 
bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap 
metode penelitian yg akan digunakan.
2. Mengumpulkan Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema
 penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari
 berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut 
dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan 
ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau 
mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. 
Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya 
pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis 
tersebut.
3. Merencanakan Kerangka Penulisan
Setelah memilih topik dan menentukan tema
 penulisan, serta mengumpulkan bahan yang relevan, penulis mulai 
merencanakan susunan kerangka penulisan. Wahab (1994:29) menyebutkan 
tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan 
tersebut adalah:
(1) penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya,
(2) penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan, dan
(3) penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.
4. Penulisan Karya Ilmiah
Setelah kerangka penulisan karya ilmiah 
tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah 
mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi 
paragraf-paragraf pengembangan. Pengembangan sebuah paragraf harus 
memperhatikan hal-hal berikut ini.
(1) Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.
(2) Kalimat-kalimat dalam paragraf harus 
saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung 
ide pokok dalam paragraf).
(3) Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide penjelas.
(4) Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.
(5) Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan 
(6) Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.
5. Penyuntingan, Revisi, dan Draf Final
Setelah kerangka dikembangkan menjadi 
beberapa paragraf dengan memperhatikan beberapa hal dalam 
pengembangannya, kegiatan berikutnya adalah penyuntingan. Penyuntingan 
ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan bantuan 
orang lain.
Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu:
(a) teknis penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca),
(b) kalimat,
(c) paragraf,
(d) bahasa, dan
(e) isi.
Setelah melalui proses penyuntingan ini, 
penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada akhirnya, draf final karya 
tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan dipublikasikan.
Sumber dari:
0 komentar:
Posting Komentar