JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Boediono mengatakan, Indonesia harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, bukan sekadar pemasok energi bagi mancanegara, mengingat kebutuhan gas di dalam negeri terus meningkat.
"Indonesia harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi bukan pusat pemasok energi," kata Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat, seusai rapat tentang gas nasional di Jakarta, Rabu (9/2/2011).
Terkait itu, Wapres telah memerintahkan Pertamina mengacu pada desain induk (grand design) gas nasional. Ini artinya, Pertamina harus mendahulukan kebutuhan gas dalam negeri termasuk hasil produksi gas Blok D Alpha di Natuna.
Dia menambahkan, pertamina bersama Exxon, Total, dan Petronas sudah meneken head of agreement. Adapun finalisasi production sharing contract targetnya awal Mei 2011.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri merupakan strategi kebijakan nasional. "Kami sedang menyelesaikan rancangan kebijakan gas nasional tersebut," katanya.
Hatta mengemukakan, ekspor akan dilakukan jika ada kelebihan produksi. Namun, dia yakin ekspor bisa dilakukan karena potensi cadangan gas sangat besar. "Tidak mungkin semuanya ke nasional nanti kelebihan," katanya.
Blok Natuna D Alpha kini berganti nama menjadi Blok East Natuna. Saat ini, PT Pertamina resmi menggandeng PT Total E&P Indonesie dan PT Petronas Niaga Indonesia untuk menggarap proyek blok East Natuna.
Sebelumnya, perusahaan minyak dan gas pelat merah ini telah menggandeng Exxon Mobil. Empat perusahaan itu akan bergabung membentuk konsorsium. Potensi gas di Natuna diperkirakan mencapai 222 trillion cubic feet (TCF).
Tentang porsi alokasi untuk domestik dan ekspor, Hatta mengatakan, "Belum bisa saya ngomong seperti itu karena nanti produksinya itu berapa. Kan perlu peningkatan dulu, ekplorasinya juga."
SUMBER: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/02/10/10523271/RI.Harus.Jadi.Pusat.Pertumbuhan.Ekonomi
0 komentar:
Posting Komentar