Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah
atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai
penalaran induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua
proses penalaran itu.
Dalam kesempatan kali ini, akan
dibahas tentang penalaran induktif
Ø
- Penalaran Induktif
Penalaran Induktif
merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari
kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual,
keuntungannya adalah bersifat ekonomis dan dimungkinkan proses penalaran
selanjutnya.
Penalaran
induktif terkait dengan empirisme. Secara empirisme, ilmu memisahkan antara
semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara
empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara.
Penalaran
induktif ini berpangkal pada fakta empiris untuk menyusun suatu penjelasan
umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. Induksi berlangsung dengan
generalisasi dan ekstrapolasi pendapat dimana tidak mungkin mengamati semua
fakta yang ada, sehingga kesimpulan induktif bersifat logical probability.
Contohnya, kambing tinggal di bumi, gajah tinggal di bumi, begitu juga dengan
singa dan binatang-binatang lainnya. Secara induksi dapat disimpulkan bahwa
semua binatang tinggal di bumi.
Setelah
menguraikan pengertian dari penalaran induktif itu sendiri seperti yang dapat
dilihat di atas, penalaran induktif mempunyai 3 jenis yaitu :
I.
Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran berdasarkan 2 pengamatan atas sejumlah gejala dengan
sifat-sifat tertentu mengenai sernua atau sebagian dari gejala serupa itu.
Contoh :
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Generalisasi : Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Pernyataan “Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya :
Chelsa Olivia adalah pemain
sinetron, namun tidak terlalu pandai bernyanyi.
Generalisasi mempunyai 2 jenis, yaitu :
- Generalisasi
sempurna Generalisasi sempurna
atau yang bisa juga disebut generalisasi tanpa loncatan induktif adalah
sebuah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : Sensus penduduk
- Generalisasi tidak sempurnaGeneralisasi tidak sempurna atau yang bisa juga disebut generalisasi dengan loncatan induktif adalah generasi yang mengambil kesimpulan dari sebagian fenomena yang diselidiki atau hanya mengambil beberapa sampel yang belum tentu mewakili semuanya.
Contoh : Hampir seluruh wanita suka
memakai lipstik dan bedak saat akan berpergian.
Namun, Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi
tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
II.
Analogi
Analogi adalah
sebuah proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu
sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu hal akan
berlaku pula untuk hal yang lain. Tujuan analogi induktif ini sebagai berikut:
Contoh
sebuah analogi:
Peternakan merupakan aspek perekonomian yang penting dan menjanjikan. Selain dapat
Peternakan merupakan aspek perekonomian yang penting dan menjanjikan. Selain dapat
menjadi lahan
pendapatan, peternakan juga memiliki dampak positif meningkatkan gizi
masyarakat.
Pengembangan peternakan dapat memenuhi kebutuhan daging warga sehingga
negara tidak
perlu mengimpor daging dari luar. Pertanian juga merupakan aspek perekonomian
yang penting.
Pengembangan pertanian dapat memenuhi kebutuhan beras warga sehingga impor
dari luar tidak
diperlukan.
III.
Kausalitas
Hubungan
sebab akibat dimulai dari beberapa fakta yang kita ketahui. Dengan
menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai
kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai
kepada akibat fakta itu.
Contoh penalaran hubungan sebab akibat:
Belajar menurut pandangan tradisional adalah usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. “Pengetahuan” mendapat tekanan yang penting, oleh sebab pengetahuan memegang peranan utama dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang memiliki pengetahuan, ia yang memegang kuasa dan bisa memerintah orang lain untuk menurutinya.
Contoh penalaran hubungan akibat sebab:
Dewasa ini kenakalan remaja sudah menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak hanya terlibat dalam perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani menggunakan senjata tajam. Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak segan-segan merampok bahkan membunuh. Hal ini selain disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua dan pengaruh masyarakat, pengaruh televisi dan film pun cukup besar.
Contoh penalaran hubungan Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Nama : Hilda Nur Aryani
NPM : 23210317
Kelas : 3EB02
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar